FLORES TIMUR, Infozone | Dalam sambutannya pada kegiatan Pertemuan Pastoral (Perpas) XII di Keuskupan Larantuka, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan pentingnya kehadiran bersama umat sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pembangunan Gereja di wilayah Nusa Tenggara.
Gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu dalam menjawab tantangan sosial yang dihadapi masyarakat NTT.
Ia menyampaikan bahwa merantau merupakan hak setiap warga untuk memperbaiki kehidupan, namun tak dipungkiri, berbagai persoalan kerap muncul, mulai dari penipuan hingga eksploitasi tenaga kerja. Oleh karena itu, pemerintah provinsi terus berupaya memperkuat sistem migrasi aman.
Gubernur juga menyoroti pentingnya pembentukan gugus tugas yang melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Gugus tugas ini diharapkan menjadi ujung tombak pengawasan dan pendampingan terhadap calon pekerja migran.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur mengajak umat untuk bersama membangun NTT dengan mengembangkan potensi daerah di berbagai sektor. Di titik ini, Gereja dan pemerintah punya tanggung jawab yang sama besar dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi masa yang akan datang.**
Ketua Pengarah Perpas XII: Temukan Solusi Pastoral yang Nyata dan Berkelanjutan
FLORES TIMUR-Ketua Pengarah Perpas XII, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, mengapresiasi sambutan Gubernur NTT dan menyambut baik sinergi antara program pastoral Gereja dan rencana pembangunan Pemerintah Daerah.
Dalam arahannya, Mgr. Fransiskus menegaskan bahwa tema migrasi dan pastoral bagi para perantau bukanlah hal baru, melainkan kelanjutan dari diskursus panjang yang telah dibahas dalam Perpas sebelumnya.
“Tema ini telah menjadi perhatian serius sejak Perpas Nusra X di Mataloko yang menyoroti keluarga para perantau, dilanjutkan dalam Perpas XI di Atambua yang kembali mengangkat persoalan migran,” jelas Uskup.

Namun, menurutnya, realisasi pastoral sempat terhambat akibat pandemi Covid-19 yang melanda. Hal ini menjadi tantangan bagi Gereja dalam menindaklanjuti amanat Perpas sebelumnya.
Ia mengajak seluruh peserta untuk mengevaluasi kondisi para migran pascapandemi.
Mgr. Fransiskus menegaskan, Perpas Nusra XII harus menjadi ruang untuk menemukan solusi pastoral yang praktis dan implementatif. Meski tema ini terus diangkat, hal itu menandakan pentingnya keberlanjutan pelayanan terhadap komunitas migran dan perantau.
Ia juga menekankan pentingnya saling berbagi pengalaman antar-keuskupan sebagai dasar pemetaan persoalan dan pencarian benang merah yang akan memperkaya pendekatan pastoral ke depan.
Dari sinilah, para pengamat dan pengambil kebijakan di tubuh Gereja dapat menyusun langkah yang kontekstual dan menyentuh akar persoalan.
Rita Senak, Infozone
Komentar