Flores Timur, Solor Barat. Infozone| Suparman Dirjen Bimas Katolik RI,
Fransiskus Karyanto, Kakanwil Kemenag Provinsi NTT dan Aloysius Bapa Putra, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Flores Timur resmi hadir di Desa Lewonama Kecamatan Solor Barat Kabupaten Flores Timur Kamis 4 Desember 2025 menegrikan Sekolah Menengah Agama Katolik SMAK St Mikhael.
Dalam pernyataan konferensi persnya setelah selesai penegrian SMAK St Mikhael Flores Timur, mengatakan ” Ini merupakan babak yang baru dimulai bagi dunia pendidikan di Nusa Tenggara Timur terkhusus Kabupaten Flores Timur,”
Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Santo Mikhael di Flores Timur kini resmi menyandang status negeri, di wilayah timur Indonesia. Peresmian status negeri ini diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia, Suparman, dalam sebuah seremoni yang berlangsung pada Kamis, 4 Desember 2025 di halaman sekolah yang berlokasi di Desa Lewonama, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur.
Acara tersebut disambut meriah oleh masyarakat Pulau Solor, para siswa, guru, dan tokoh agama setempat pada khususnya dan masyarakat Flores Timur pada umumnya” terangnya.
Legalitas yang Kini Resmi Transformasi status SMAK Santo Mikhael dari sekolah swasta menjadi negeri bukan sekadar perubahan administratif. Langkah ini merupakan hasil dari Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Nomor B/893/M.KT.01/2025, yang kemudian diperkuat oleh Keputusan Menteri Agama Nomor 1541 Tahun 2025 tentang Penegerian Dua Sekolah Menengah Agama Katolik.
Dengan keputusan ini. SMAK Santo Mikhael kini berada di bawah naungan langsung pemerintah yakni Kementerian Agama Republik Indonesia, menjamin legalitas dan pengakuan nasional terhadap ijazah yang diterbitkan.
Suparman memastikan bahwa seluruh siswa kelas XII tahun ajaran 2024/2025 akan menerima ijazah dengan nama resmi “SMAK Negeri Santo Mikhael Flores Timur.”
“Tidak perlu ada kekhawatiran. Ijazah siswa tahun ini sudah berlabel negeri. Ini adalah bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin masa depan pendidikan mereka,” tegas Suparman dalam konferensi pers usai peresmian.
Konsep Blue Ekoteologi: Pendidikan yang Menyatu dengan Alam Lebih dari sekadar perubahan status, SMAK Negeri Santo Mikhael juga akan mengusung konsep pendidikan yang unik
Blue Ekoteologi. Konsep ini mengintegrasikan nilai-nilai spiritual Katolik dengan pendekatan ekologis dan kemaritiman, mengingat letak geografis sekolah yang berada di pesisir Pulau Solor.
“Sekolah ini berada di kawasan pesisir yang kaya akan potensi laut. Maka dari itu, kami akan memperkuat kurikulum dengan sektor kemaritiman dan menjadikannya sebagai pusat edu-ekowisata berbasis pendidikan,” jelas Suparman.
SMAK Negeri Santo Mikhael diharapkan tidak hanya mencetak lulusan yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran ekologis dan spiritual yang kuat. Pemerintah melalui Kementerian Agama akan menyusun master plan pengembangan sekolah ini dalam waktu dekat.
Cuplikan video
Tiga Pilar Keunggulan: Maritim, Umum, dan Spiritualitas Menurut Suparman, SMAK Negeri Santo Mikhael memiliki tiga keunggulan utama yang akan menjadi fondasi pengembangannya ke depan: Pendidikan berbasis kemaritiman, sesuai dengan potensi geografis wilayah. Kurikulum pendidikan umum yang kompetitif secara nasional.
Fondasi spiritual Katolik yang kuat sebagai karakter utama siswa. Ketiga pilar ini akan menjadi dasar dalam menyusun arah kebijakan dan pengembangan sekolah, termasuk dalam hal infrastruktur, sumber daya manusia, dan kemitraan strategis.
Pemerintah Diminta Bertindak Meski status sekolah telah berubah, tantangan masih membayangi, terutama terkait kesejahteraan tenaga pendidik. Saat ini, dari seluruh tenaga pengajar di SMAK Negeri Santo Mikhael, hanya tiga orang yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sisanya masih merupakan guru honorer yang digaji oleh yayasan dan komite sekolah. Suparman menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Menteri Agama untuk memperjuangkan nasib para guru honorer yang telah mengabdi selama lebih dari satu tahun
“Kami tidak akan membiarkan mereka terabaikan. Mereka adalah bagian penting dari transformasi ini. Kami akan perjuangkan agar mereka mendapatkan status dan hak yang layak,” ujarnya.
Apresiasi dan Harapan dari Daerah Kepala Kantor Kementerian Agama Flores Timur, Yosef Aloysius Babaputra, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah pusat, khususnya Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Dirjen Bimas Katolik Suparman, atas realisasi penegerian sekolah ini.
“Sejak berdiri pada 2015, SMAK Santo Mikhael telah meluluskan lebih dari seribu alumni yang kini tersebar di berbagai perguruan tinggi. Kini, dengan status negeri, kami yakin sekolah ini akan semakin maju,” kata Yosef.
Ia juga menyebut bahwa peresmian ini menjadi hadiah Natal yang sangat berarti bagi masyarakat Flores Timur, khususnya Pulau Solor yang selama ini mendambakan hadirnya sekolah negeri berbasis agama Katolik.
Dengan status baru sebagai sekolah negeri, SMAK Santo Mikhael diharapkan menjadi model pendidikan agama Katolik yang inklusif, adaptif, dan relevan dengan tantangan zaman.
Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan sekolah-sekolah agama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), termasuk di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Transformasi ini bukan hanya tentang perubahan nama atau status administratif, tetapi tentang membuka akses pendidikan yang lebih luas dan berkualitas bagi generasi muda Indonesia, tanpa meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai spiritual yang telah lama ada.
Cuplikan video
Rita Senak, S,E. Infozone melaporkan






