Nasdem Lembata Gandeng Ansel Bahy Ajak Warga Perkuat 4 Pilar Kebangsaan

Nasdem Lembata Gandeng Anselmus Asan Ola (Ansel Bahy Baju putih berkacamata ) ajak warga perkuat 4 Pilar kebangsaan/Foto

Lewoleba, Infozone | Warga Partai NasDem dan masyarakat Lembata, diminta agar selalu memupuk rasa solidaritas, gotong royong membangun daerah, memajukan kesejahteraan umum, ketertiban sosial, hidup rukun dan damai, serta bersama memberantas korupsi dan menegakkan supremasi hukum dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian pokok-pokok pikiran yang disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan Lembata, Anselmus Asan Ola,AP.,M.Si saat tampil dalam forum Sosialisasi Nilai-Nilai 4 Pilar Kebangsaan, oleh Anggota DPR-RI/MPR-RI Fraksi Partai NasDem Ibu Julie Laiskodat, yang diwakili Politisi NasDem Lembata Mohammad Natsir, yang juga Wakil Bupati Lembata di Kantor Partai NasDem Lembata, Kelurahan Lewoleba Tengah Kabupaten Lembata belum lama ini.

Forum Sosialisasi Nilai-Nilai 4 Pilar Kebangsaan ini dihadiri Anggota DPRD Lembata Fraksi Partai NasDem, Pengurus Partai NasDem Lembata dan masyarakat umum.

Dalam kesempatan itu, Anselmus Asan Ola menjelaskan, forum Sosialisasi Nilai-Nilai 4 Pilar Kebangsaan penting sekali untuk terus dilakukan dari waktu ke waktu bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk pengurus dan anggota DPRD Lembata Fraksi Partai NasDem agar penghayatan dan pengamalan nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan yakni: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, dalam praktek hidup sehari-hari semakin baik, apalagi menyongsong Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80.

Selain itu, penguatan nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan ini juga untuk menghadapi tantangan kebangsaan, baik internal maupun eksternal yang makin kompleks.

Anselmus Asan Ola, salah satu pejabat senior Lembata, bahkan menyebut bahwa tantangan kebangsaan sesuai TAP MPR No.VI/2001 secara internal ditandai oleh beberapa hal diantaranya: Masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama, serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, isu otonomi daerah yang ditandai oleh pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan.

Kemudian, isu SARA dimana kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan.

Masih rendahnya pemberantasan korupsi yang ditandai dengan kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin serta tokoh bangsa, yang berdampak serius tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal,”ujar Ansel Bahy.

Kondisi ini, sebut Ansel Bahy, diperparah oleh pengaruh eksternal seperti Globalisasi yang kian meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam, serta bahaya kapitalisme yang semakin kuat dan intens yang dapat mengancam nilai-nilai kebersamaan dan gotong-royong.

Rita Senak, SE. Infozone melaporkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *